Sabtu, 25 Juni 2011

Perihal Orang Miskin yang Bahagia


Book review: 'Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia"

Terispirasi luar biasa sama tulisan Agus Noor ini, lewat kisahnya yang mengelitik dan maknanya.

Aku sudah resmi jadi orang miskin,"katanya, sambil memperlihatkan Kartu Tanda Miskin, yang baru diperolehnya dari kelurahan. Lega rasanya karna setelah bertahun tahun hidup miskin akhirnya mendapat pengakuan juga.

Kartu Tanda Miskin itu masih bersih, licin dan mengkilat karna dilaminating. Dengan perasaan bahagia, ia menyimpan kartu itu di dompetnya yang lecek dan kosong. "nanti bila aku pingin berbelanja, aku tinggal menggeseknya".

Orang miskin itu pny 3 anak yang msh kcil kecil. Paling tua berumur 8 tahun, dan bungsunya belum genap 6 thn. "aku ingin mereka juga menjadi orang miskin yang baik dan benar sesuai ketentuan undang undang. Setidaknya bisa mengamalkan kemiskinan mereka secara adil dan beradab berdasarkan pancasila dan UUD 45", begitu ia sering berkata, yg kedengaran seperti bercanda. " itulah sebabnya aku ingin mereka jd pengemis!"

Ada saat saat dimana kuperhatikan wajah org miskin itu diliputi kesedihan. "jangan salah paham," katanya. Aku sedih bukan karna aku miskin. Aku sedih karna bnyk sekali org yg malu mengakui miskin. Banyak sekali orang bertambah miskin karna selalu berusaha agar tdk tampak miskin.

Bila lg sedih org miskin itu suka datang ke pengajian. "Tuhan memang bisa menjadi hiburan menyenangkan buat org yg lg kesusahan,"katanya. Ia terkantuk kantuk sepanjang ceramah, tetapi lngsung semangat begitu makanan dibagikan.

"Tak gampang memang jadi orang miskin,"ujar org miskin itu. Hanya org miskin gadungan yg mau mati bunuh diri. "Untunglah, sekarang saya sudah resmi jadi orang miskin" sambil menepuk nepuk dompet di pantat teposnya, tempat Kartu Tanda Miskin itu dirawatnya. "Ini bukti kalau aku orang miskin sejati"

My Little World Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template