Sabtu, 23 Juni 2012

Nenek Pejual Peyek

Seperti kisah dalam buku Saga No Gabai Bachan yang pernah kuceritakan dengan judul Miskin yang Ceria
Kali ini aku sungguh melihat sendiri perjuangan dan semangat seorang Nenek dalam menjalani hidupnya.

Beberapa Minggu lalu, aku melihat seorang Nenek penjual peyek keliling yang sangat tua.
Belum lama aku tau bahwa namanya adalah Nenek Saonah, lahir tahun 1929 Ia begitu bangga mengucapkan tahun lahirnya seolah testimoni rasa syukurnya pada ku untuk umur yang luar biasa. 
Diumur 83 tahun, Nenek Saonah menjual peyek keliling dengan berjalan kaki sekitar perumahan.
Nenek Saonah memiliki 12 anak tapi sayang 6 anaknya meninggal dunia. Sekarang nenek tinggal bersama cucunya bernama Imam. 
Rumah Nenek Saonah tidak begitu jauh dari rumhaku, jadi jelas kalau setiap hari Nenek pasti lewat depan rumahku. 
Saat membeli peyek buatannya, Nenek menceritakan tentang jaman perang. 

Begaimana kekejaman Belanda dan Jepang saat itu masih sangat jelas di matanya, bahkan tempat tempat
pembuangan orang Indonesia yang disiksa waktu itu Nenek Saonah masih hafal. 

Mungkin kau pernah dengar tentang Gedung Juang  di Tambun Bekasi?
Dengan semangat, Nenek Saonah menceritakan bahwa gedung itu adalah tempat untuk menggantung orang-orang Indonesia yang dianggap mata-mata oleh Jepang.
Aku baru tau soal itu, padalah selama 3 tahun bersekolah di Cikarang dan setiap hari lewat Gedung tersebut. 

Nenek Saonah, mengajarku tentang semangat. 
Semangat yang nyata dan sederhana.
 
Semangatnya luar biasa!
Semangat membuat peyek sendiri.
Semangat berjalan kaki.
Semangat menginspirasi, bahwa hidup ini tentang antusiasme. 

"Semangat adalah dasar segala sesuatu. Dengan semangat, ada pencapaian. Tanpa semangat, hanya ada alasan." - Henry Ford


Nenek Saonah, 83th
Nenek Saonah dan Peyek

Keliling menjual peyek


Sabtu, 23 Juni 2012
11.41 WIB

My Little World Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template