Sabtu, 21 Januari 2017

Penerapan Pemanfaatan Teknologi



Tugas ISD-4 (2)
Dosen  : Ramita Hapsari
Nama   : Meliana
NPM   : 1B115208

Analisa bagaimana penerapan pemanfaatan Teknologi di perusahaan/organisasi/instansi.

Pendafaran online PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)                  
Menjelang tahun ajaran baru, sekolah mempersiapkan segala sesuatu untuk menerima siwa baru. Orang tua pun sibuk mencari sekolah terbaik bagi anak-anaknya. Dengan perkembangan teknologi informasi yang cepat, saat ini sekolah-sekolah memiliki fasilitas online untuk penerimaan peserta didik baru (PPDB). Sehinga para orang tua tidak perlu lagi berbondong bondong ke sekolah, cukup menyiapkan internet untuk membuka website PPDB sekolah untuk mendaftar.

Manfaat yang dinikmati masyarakat / para orang tua;
-           - Efisiensi, banyak sekolah yang menyediakan layanan PPDB gratis.
-        - Memudahkan, di era yang serba online saat ini, hampir semua orang memiliki smartphone dengan layanan internet. Dengan adanya layanan ini, para orang tua bisa langsung mendaftar ke sekolah pilihan tanpa memantau langsung ke sekolah karena cukup dilakukan dari smartphone mereka.
-          - Seleksi terbuka, jujur dan adil
Teknologi informasi yang dibangun dengan baik akan menyeleksi secara terbuka, jujur dan adil sesuai persyaratan yang telah ditetapkan sekolah dalam memilih siswanya.

Manfaat untuk sekolah;
-          - Panitia penerimaan siswa baru tidak repot menjelaskan ke para orang tua perihal tata cara penerimaan siswa baru, karena semua sudah ada dalam website PPDB sekolah.
-          - Tidak lagi menyimpan banyak dokumen calon siswa baru yang mendaftar, karena hanya yang diterima saja yang akan menyiapakn dokumen-dokumen untuk sekolah.
-          - Memudahkan panitia dalam mengelola data siswa baru.

Pertentangan Sosial & Integrasi



Tugas ISD-4 (1)
Dosen  : Ramita Hapsari
Nama   : Meliana
NPM   : 1B115208

Konflik Ambon Tahun 1999

                Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki masyarakat yang majemuk yang terdapat beragam suku, etnik, adat, ras, agama dan bahasa yang berbeda-beda. Di Indonesia terdapat 300 lebih suku bangsa dan memiliki lebih dari 200 bahasa khas yang membedakan suku yang satu dengan yang lainnya. Di Indonesia juga terdapat beragam agama yaitu Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha, dan lain-lain. Oleh karena itu masyarakat Indonesia disebut sebagain masyarakat yang majemuk. Tetapi dalam menjaga persatuan dan kesatuan, Indonesia memiliki semboyan yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kondisi yang majemuk dengan beragamnya suku bangsa, etnik, adat, ras, agama, dan bahasa dapat menjadikan masyarakat Indonesia rentan akan terjadinya konflik. Rentannya konflik merupakan sebab dari pertentangan kebudayaan antar masyarakat yang berbeda.
Salah satu konflik yang terjadi di Indonesia adalah konflik Ambon (Maluku) pada September 1999 yang merenggut hampir 5.000 nyawa melayang dan menyebabkan penderitaan berupa kemiskinan, menghancurkan sistem sosial pada masyarakat yaitu konflik yang terjadi karena berdasarkan atas identitas agama yaitu agama Islam dengan agama Kristen. Konflik Ambon 1999 ini adalah merupakan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah hubungan antar umat beragama di Indonesia. Dimana sebenarnya konflik tersebut berawal dari individu dengan individu bukan antar kelompok, yang kemudian meluas hingga menjadi konflik antar kelompok.
Bukan hanya sebagai konflik antar agama yang menimbulkan konflik ini tetapi ada faktor lain yaitu adanya kesenjangan ekonomi dan sosial yang menjadi penyebab konflik. Konflik yang terjadi antara warga Muslim baik pribumi maupun pendatang, yang perekonomiannya dianggap relatif baik karena pekerjaannya sebagai pedagang dan lebih banyak berperan dalam pemerintahan menyebabkan kelompok Kristen merasa termarjinalisasi oleh keadaan tersebut. Konflik ini terbagi menjadi empat babak yang latar belakangnya berbeda. Dijelaskan bahwa isu SARA yang dilakukan oleh orang-orang yang berkepentingan merupakan ikut menjadi pemicu terjadinya konflik agama tersebut.
Konflik yang terjadi di Ambon pada dasarnya adalah konflik yang disebabkan karena adanya kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi pada jaman penjajahan yang kemudian dipicu dengan adanya pertikaian antara preman yang beragama Islam dengan supir angkot yang beragama Kristen. Dalam pertikaian disertai dengan isu-isu SARA yang dilakukan oleh orang-orang atau kelompok yang berkepentingan sehingga menimbulkan konflik ini semakin luas.
Tradisi Pela Gndong yang sebagai media persatuan masyarakat Ambon atas dasar perbedaan agama, ras, suku, dan adat ini sudah tidak dapat berfungsi lagi karena sudah luntur seiring dengan banyaknya pendatang yang datang ke Ambon. Selain itu dari pihak aparat keamanan juga tidak berfungsi dengan baik karena pada kenyataannya masih ditemukan adanya kerja sama antara pihak yang bertikai secara sepihak.

Usaha memperbaiki / manggulangi masalah tersebut;
  1. Meningkatkan kualitas kehidupan kita. Dengan menyadari adanya beragam budaya maka kita bisa lebih humanis.
  2. Diversitas (keberagaman) merupakan suatu hal yang tidak terhindarkan. Keberagaman tersebut menuntut untuk terjalinnya toleransi antar etnis sehingga diskriminasi etnis tidak akan terbentuk
  3. Kehidupan ekonomi semakin mengglobal dan mengharuskan terjalinnya hubungan dengan berbagai orang dengan latar belakang budaya yang berbeda. Mulai menerima untuk bekerjasama dengan etnis lain untuk memajukan perekonomian tanpa adanya diskriminasi etnik.
  4. Menurunkan stereotip dan prasangka. Stereotip dan prasangka merupakan penyebab terjadinya konflik yang pengaruhnya sangat besar karena streotip dan prasangka akan membuat pemahaman yang salah tentang etnis tertentu yang pada akhirnya membentuk generalisasi yang merugikan banyak pihak (semua kelompok etnis) padahal hanya sebagian (sedikit) dari anggota etnik tersebut yang melakukan perilaku yang merugikan..
  5. Meningkatkan hubungan lebih positif antara etnis mayaoritas dan etnis minoritas (etnis asli dan etnis pendatang). Dalam hal ini etnis pendatang mau meneroma etnis pendatang sebagaai bagian dari keluarga besar Indonesia sedangkan etnis pendatang “tau diri” dengan bersikap baik dan menghargai etnis asli dan mengikuti norma-norma yang berlaku dalam budaya yang ada.
  6. Membangun identitas pribadi yang utuh yang mengandung a) Pengakuan tehadap warisan budaya etnik, b) Memandang diri sebagai individu yang menghargai adanya perbedaan nilai-nilai pada setiap orang.Mengerti keadaan kognitif diri sendiri (seperti stereotip dan prasangka) untuk membangun hubungan dengan teman-teman yang berbeda latar belakang budaya.
  7. Membentuk sikap tenggang rasa, saling menghargai dan bersedia membaur antar etnik tanpa membentuk kelompok eksklusif. 
  8.  
Daftar pustaka;

My Little World Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template