Minggu, 02 Oktober 2016

Perkembangan Penduduk di Daerah

Tugas ISD-1
Dosen  : Ramita Hapsari
Nama   : Meliana
NPM   : 1B115208


1. Jelaskan perkembangan penduduk di daerah masing-masing !
    Perkembangan penduduk di desa Sait Nihuta. Sait Nihuta adalah salah satu desa di  
    kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Provinsi Sumatra Utara. Berdasarkan data
    Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir, luas/area Sait Nihuta adalah 1,4 km2  
    jumlah penduduk 680 jiwa dengan 166 rumah tangga. 91 rumah permanen, 61
    rumah semi permanen dan 9 rumah non permanen. Dari segi pertanian luas  area panen di
    Sait Nihuta adalah 31 ha, hasil produksi 167 ton dan dengan produktifitas 5,4 ton/ha.
    Jenis tanaman yang ditanam adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau
    dan kedelai. Di Sait Nihuta rata-rata ternak yang dimiliki adalah babi, kerbau dan ayam.  
    Dari segi teknologi rata-rata penduduk Sait Nihuta sudah bida menggunakan handphone
    dengan tipe yang sederhana. Dalam hal pariwisata, kecamatan pangururan adalah kota
    kecil yang memikat di tepi Danau Toba menyimpan tempat-tempat wisata yang menarik
    untuk dikunjungi baik wisata sejarah, alam, maupun wisata geo.  Temapat-tempat wisata
    tersebut adalah pantai pasir putih parbaba, terusan tano ponggol, komunitas tenun ulos
    batak, pemandian panasaek ranggat, monumen liberty malau, pantai pasir putih situngkir
    dan open stage pasar Pangururan. Belum lama ini juga digelar festival seni dan budaya
    dengan acara yang dipertandingkan adalah lomba uning-uningan, tor-tor sserta vacal group
    di tanah lapang Pangururan karena mengingat budaya Batak yang turun temurun mulai
    terabaikan akibat dari perkembangan zaman, sehingga dengan acara festival seni budaya
    tersebut budaya kita tetap terjaga dan dikenal di kalangan masyarakat.

2. Jika dikaitkan dengan perkembangan dan perubahan zaman saat ini lalu jika dilihat dari
    perkembangan teknologi ayng semakin maju, ceritakan dan jelaskan kondisi daerah di
    Indonesia yang saat ini masih mengalami ketertinggalan IPTEK.
    Berdasarkan daftar daerah tertinggal dari Kemendikbud tahun 2016, salah satunya adalah
    Provinsi Papua.
Provinsi Papua adalah Provinsi Irian Jaya yang diberi Otonomi Khusus,
    bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang memiliki keragaman suku
    dan lebih dari 250 (dua ratus lima puluh) bahasa daerah serta dihuni jugaoleh suku-suku
    lain di Indonesia. Wilayah Propvinsi Papua, sebelumnya terdiri atas 14 (empat belas)
    kabupaten dan 1 kota, namun terjadi pemekaran hingga saat ini menjadi 25 kabupaten.
    Provinsi Papua memiliki luas kurang lebih 421.981 km2 dengan topografi yang bervariasi,
    mulai dari dari dataran rendah yang berawa sampai pegunungan yang puncaknya
    diselimuti salju.
Kondisi yang sedemikian rupa menyebabkan sulitnya mobilisasi dari satu
   
daerah ke daerah lainnya. Di samping itu, penduduk di papua mayoritas merupakan
   
penduduk suku yang sangat terikat oleh adat istiadat dan tradisi mereka. Oleh karena itu
   
mereka sangat sulit untuk mengembangkan kualitas diri mereka. Banyak dari mereka yang
   
masih berpikiran tradisional dan enggan untuk menjamah modernitas.
    Kondisi sosial ekonomi mereka sangat memprihatinkan yakni kondisi perumahan sangat
    darurat hidup dalam honai/ owa
(rumah adat papua), pola konsumsi mereka sangat tidak
    teratur
, mereka mayoritas  belum memiliki mata pencaharian yang tetap untuk memenuhi
   
kebutuhan mereka.
    Kondisi sosial masyarakat pada umumnya masih sederhana, tingkat pendidikan relatif
    rendah
, karena kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Bahkan anak anak di
   
papua yang berada di pedalaman, mereka lebih suka untuk membantu orang tuanya bekerja
   
daripada pergi kesekolah. Dalam bidang kesehatan tidak kalah memprihatinkan, kondisi
   
tempat tinggal mereka serta cara berpakaian mereka sangatlah berpotensi mnyebabkan
   
mereka sangat mudah untuk terkena penyakit seperti, diare, ispa, HIV/ AIDS, dan penyakit
   
lainnya, hal tersebut diperparah dengan jauhnya pusat pusat kesehatan seperti puskesmas
  
dan rumah sakit dari lokasi pemukiman penduduk, hal ini yang menyebabkan kurang
  
cepatnya penanganan kesehatan di wilayah papua.
   Sejauh ini pemerintah telah menyelenggarakan beberapa program strategis dalam rangka
   mempercepat pembangunan pendidikan di Papua. Di antaranya adalah dengan
   menyekolahkan putra daerah (Papua) secara berasrama, pengiriman guru SM-3T untuk
   daerah terpencil, program Guru Garis Depan,  dan masih banyak lagi program yang bukan
   hanya dari pemerintah tetapi juga dari berbagai yayasan yang bergerak di bidang
   pendidikan dan sosial. Program-program tersebut akan menuai hasil yang maksimal jika
   seluruh elemen bekerja sama dengan baik untuk saling mendukung dalam mencerdaskan
   kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945. Jadi untuk membangun pendidikan Papua
   adalah tugas seluruh elemen mulai dari guru, masyarakat Papua sendiri, tokoh adat, pemuka
   agama, aktivis pendidikan, dan gotong-royong seluruh rakyat Indonesia.

Daftar Pustaka

My Little World Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template