Sabtu, 17 Desember 2011

Miskin yang Ceria


Aku kembali tertarik untuk menjelaskan tentang buku yang sangat menginspirasi, menurutku.
Lagi-lagi temanya tentang kemiskinan, sama seperti tema book review yang sebelumnya pernah kutulis. Entah, mungkin memang karena tema itu sudah umum ditemui.
"Saga no Gabai Bachan"

Buku itu aku beli sudah cukup lama. Tepatnya Minggu, 19 Juni 2011.

Novel asal Jepang ini salah satu novel terbaik yang membuat penerbit Indonesia memilih untuk menterjemahkan dan menerbitkan dari segelintir novel Jepang lainnya.

Saga no Gabai Bachan mengangkat tema kemiskinan, kemiskinan dari sudut pandang yang berbeda dan unik.
Miskin yang Ceria, begitu kata nenek Osano.

Bemula saat Hiroshima dibom.
Kota dimana Yoshici tinggal, setelah ayanhya meninggal akibat peristiwa itu dengan terpaksa ibu Yoshici harus menitipkannya ke tempat Nenek Osano di kota Saga.

Namun siapa sangka di rumah nenek Osano yang reyot, Yoshici belajar tentang kesederhanaan dan kebahagian dalam kemiskinan.
Ada dua jalan buat orang miskin.
Miskin
muram dan miskin ceria.
Kita ini miskin yang ceria.


Itulah kata Nenek Osano pada Yoshici.
Nenek Osano adalah tokoh utama yang diceritakan dalam novel ini, pandangannya yang jujur dan polos mampu mengobrak abrik pemahaman kita tentang makna kemiskinan.

Kehidupan selalu dijalani dengan penuh tawa.
Dikisahkan nenek Osano selalu menyeret magnet yang diikatkan di pinggangnya setiap pergi ke pasar agar besi atau logam menempel di magnet tersebut dan dijual.

“Sungguh sayang kalau kita sekedar berjalan. Padahal kalau kita berjalan sambil menarik magnet, lihat, begini menguntungkannya” .

Begitulah nenek Osano dengan akal cerdasnya.
Dikisahkan juga bahwa nenek Osano selalu mengambil buah dan sayuran yang mengapung di sungai dekat rumahnya.

“Selain sungai jadi bersih, kita mendapatkan bahan bakar secara cuma-cuma. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui"
Masih banyak lagi cerita yang mengambarkan prinsip-prinsip nenek Osano yang keren dalan novel ini.
Berikut beberapa prinsip nenek Osano;

Hidup itu selalu menarik. daripada hanya pasrah, selalu coba cari jalan !

Kebaikan sejati dan tulus adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima kebaikan.

Pelit itu payah, hemat itu jenius !

Dari buku ini aku belajar untuk tetap menjalani kehidupan dengan rasa syukur dan ceria. Dua jempol untuk Saga no Gabai Bachan .
Tidak heran penjualannya mencapai 100.000 eksemplar di Jepang dalam kurung waktu kurang dari satu tahun
dan diadaptasi dalam bentuk film layar lebar, game maupun manga.
Sabtu, 17 Desember 2011
20.20 Wib

0 comments:

Posting Komentar

My Little World Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template